Minggu, 04 April 2010

Salib 3: BAGAIMANAKAH ANAK ABRAHAM DITEBUS?

SALIB 3
BAGAIMANAKAH ANAK ABRAHAM DITEBUS?

TANTANGAN: Orang-orang Muslim menerima ajaran Al-Quran, yang mengatakan bahwa manusia bisa diselamatkan dari neraka dan mendapatkan surga dengan melakukan perbuatan baik. Inilah sebabnya mereka menolak keyakinan Kristen akan penebusan dosa atau melalui kematian Kristus sebagai pengganti di kayu salib. Menurut iman ini, manusia tidak bisa menyelamatkan diri sendiri melalui perbuatan baik. Namun, keselamatan hanya bisa terjadi melalui adanya pihak ketiga, yang sebagai pengganti menanggung hukuman atas dosa-dosa kita. Benarkah memang tidak ada sama sekali jejak penebusan melalui kematian pengganti dari pihak lain yang bisa ditemukan di dalam Al-Quran? Haruskah orang Muslim, dengan demikian, secara penuh menolak iman penebusan melalui kematian Kristus sebagai pengganti bagi kita di kayu salib?

JAWABAN: Secara sepintas memang nampak demikian, karena Al-Quran (Surat an-Nisa' 4:157) mengatakan bahwa Kristus tidaklah dibunuh ataupun disalibkan, karena Ia sama sekali tidak mati. Justru, Allah dikatakan sudah menyelamatkan Dia dari musuh-musuhnya, yang berniat untuk membunuh-Nya. Bukannya mati dan bangkit dari kematian, Ia dikatakan diangkat langsung ke surga (Surat an-Nisa' 4:158), dimana Ia, menurut tradisi Islam (Hadits), hidup saat ini sampai hari kedatangan-Nya yang kedua kali. Lebih lagi, menurut Al-Quran, bahkan kalaupun Kristus mati, kematian-Nya tidak bisa menjadi pengganti menanggung hukuman yang seharusnya dipikul manusia, karena, secara jelas Al-Quran mengajarkan, tidak ada manusia yang dibebani oleh dosa yang bisa memikul beban dosa orang lain ( Surat al-An'am
6:164, al-Isra' 17:15; Fatir 35:18; al-Zumar 39:7 and an-Najm 53:38)

Namun, kalau diselidiki secara lebih mendalam, ada kekecualian yang bisa ditemukan. Salah satu bagian yang paling penting di dalam Al-Quran, yang berbicara mengenai penebusan dari pihak ketiga, bisa ditemykan dalam konteks kisah mengenai anak Abraham yang dikorbankan sebagai korban sembelihan.

Kisah ini ditemukan di dalam Surat as-Saffat 37:99-111: “99 Dan Ibrahim berkata:"Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. 100 Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.' 101 Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar 102 Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.' 103 Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ) 104 Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim 105 sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik 106 Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.' 107 Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. 108 Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,: 109 (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". 110 Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.. 111 Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.

Ayat yang paling penting adalah ayat 107. Kalau diterjemahkan secara harafiah dari bahasa Arab, maka ayat itu berarti demikian “Dan sudah menebuslah kami akan dia dengan sebuah korban sembelihan yang agung (besar).” (Dalam transkripsi Arab: wa-faday-naa-hu bi-dhabhin 'adhim) Untuk bisa menangkap keseluruhan kekuatan makna dari ayat Al-Quran ini, kita perlu merenungkan setiap unsur di dalam wahyu Allah ini. Kita akan melakukannya dengan mengajukan pertanyaan yang muncul baik dari ayatnya maupun dari konteksnya.

1. “Dan sudah menebus …” (wa-faday-): Di sini Al-Quran dengan jelas memberikan kesaksian akan adanya penebusan (fidya, fidaa') yang sudah terjadi melalui adanya korban sembelihan. Atas dasar pengajaran yang ada di kebanyakan bagian lain di dalam Al-Quran, seorang Muslim akan bertanya kepada dirinya sendiri : Mengapa Allah harus melakukan sesuatu (menebus, memberikan korban untuk disembelih, mengorbankannya)” Mengapa ia tidak membiarkan saja Abraham melakukan hal itu kepada anaknya? Mengapakah tebusan itu diperlukan?

2. “… kami …” (-naa-): Al-Quran tidak hanya mengatakan tentang telah terjadinya penebusan, tetapi bahwa Allah sendirilah sang Penebus itu. Keagungan dari kata jamak “kami” di sini bukan menunjuk kepada malaikat atau manusia, tetapi kepada Allah sendiri. Di sini orang Muslim tidak bisa tidak mengajukan pertanyaan: Mengapa bukan Abraham sendiri yang menebus anaknya? Mengapa harus Allah yang melakukannya? Dan karena korban sembelihan itu disebut sebagai “besar (agung),” pasti berarti bahwa korban itu bukan berasal dari dunia ini, tetapi dari surga. Di sini muncul pertanyaan selanjutnya bagi orang Muslim: Mengapa bukan Abraham sendiri yang menyediakan korban untuk disembelih, atau paling tidak membayar untuk korban itu? Mengapa korban sembelihan itu harus dari surga, bukan dari dunia ini?

3. “… dia …” (-hu): Kata ini menunjuk kepada anak Abraham, yang dalam ketaatan yang besar menuruti ayahnya untuk melalukan semua yang diperintahkan Allah kepadanya. Di sini seorang Muslim akan bertanya : Apakah anak Abraham memang bersalah, sehingga ia harus ditebus? Tentu saja tidak, karena ia merupakan teladan ketaatan yang mutlak. Atau apakah Abraham melakukan dosa ketika ia mau mengorbankan anaknya, sehingga ia yang harus ditebus? Sekali lagi jawabannya, “TIDAK!” Karena Allah dengan jelas yang memerintahkan dia mengorbankan anaknya. Dari situ akan muncul pemikiran baru : Perbuatan baik yang saya penuhi tidak membebaskan saya dari dosa yang saya lakukan.
4. “… dengan sebuah kurban sembelihan, …” (bi-dhabhin): Al-Quran memberikan kesaksian bahwa sebuah korban penebusan dibunuh, karena ia menjadi korban sembelihan, yang mati ketika disembelih. Di sini seorang Muslim akan bertanya: Mengapa perlu menyembelih sesuatu dan mencurahkan darah, untuk bisa menebus anak itu?

5. “… yang agung (besar).” ('adhim): Ini adalah kata yang paling menarik di dalam ayat ini. Kata ini mendorong adanya pertanyaan ini di dalam diri seorang Muslim: Mengapa korban yang disembelih adalah agung (besar)? Apakah korban itu agung (besar) karena ia berasal dari Allah, atau ia agung (besar) dari dirinya sendiri? Karena salah satu dari 99 nama Allah adalah al-'adhim (kebesaran yang agung), apakah bisa dikatakan bahwa korban yangdisembelih adalah sesuatu yang ilahi, karena ia memiliki nama ilahi? Kalau anda mau mendapatkan jawaban yang memuaskan untuk semua pertanyaan yang diajukan sendiri oleh Al-Quran, maka hanya ada satu jalan keluar: Anda harus menerima Injil dan percaya kepada pengorbanan Kristus yang menebuskan di kayu salib bagi segala dosa dunia. Korban yang besar dari Allah ini sudah menebus anak Abraham, dan anda juga!

KABAR BURUK: Al-Quran memang menuliskan, bertolak belakang dengan pandangan Muslim secara umum, jejak tentang adanya kematian pengganti yang menebuskan dari pihak lain – yaitu, dalam kisah tentang bagaimana anak Abraham ditebuskan.
KABAR BAIK: Untuk alasan ini seorang Mislim bisa, bahkan sesuai dengan perkataan Al-Quran sendiri, menangkap iman yang besar kepada kematian Kristus sebagai pengganti bagi kita di kayu salib. Umat Allah, dan dengan itu ia akan bisa memahami bagian di dalam Al-Quran, yang tidak akan bisa dimengerti tanpa keyakinan itu.

KESAKSIAN: Nama saya Barakatullah dan saya berasal dari Mesir. Saya dahulu seorang perwira tentara dan seorang pemimpin agama Islam. Suatu hari saya melihat secarik kertas yang menarik perhatian saya. Tertulis di dalam kertas itu “Tetapi Aku berkata kepadamu!” Saya lalu mengambilnya dan membaca kelanjutannya. Kristus berbicara disana dan Ia berkata, “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Ayat dari Injil ini (Matius 5:43-44) sangat mengejutkan saya. Sebagai seorang Muslim saya tahu tentang Kristus. Apakah Ia memiliki hak untuk mengubah perintah dari Allah? Apakah Ia punya otoritas untuk melakukannya? Untuk bisa menjawab pertanyaan ini, saya mengikuti kursus sore hari yang diadakan oleh Universitas al-Azhar di Kairo.

Selama empat tahun saya belajar ilmu perbandingan agama dari sudut pandang Islam, dan bisa mendapatkan gelar akademis. Saya harus mempelajari agama Hindu, Budha, Konghucu, Yudaisme, dan Kristen, termasuk Kitab Suci mereka. Dengan tekun saya mempelajari Al-Quran, dan membandingkannya dengan kitab-kitab itu. Melalui penyelidikan itu saya menjadi Kristen. Saya menemukan bahwa Kristus memiliki hak untuk mengubah Hukum Allah, karena Dia, seperti Allah, memiliki hak untuk memerintah manusia agar taat kepada-Nya, sebagaimana yang ditegaskan di dalam Al-Quran (Surat Al 'Imran 3:50 dan as-Zukhruf 43:63) Hari ini saya menceritakan kepada orang-orang Muslim apa yang saya pelajari pada waktu itu. Penyelidikan mengenai bagaimana anak Abraham ditebus, seperti yang anda baca dalam artikel ini, adalah penemuan yang saya dapatkan pada waktu itu. Penemuan itu menolong saya untuk percaya kepada Yesus Kristus sebagai Anak Allah yang disalibkan. Saya dan keluarga saya mengalami banyak penganiayaan sejak saat itu. Tetapi sampai hari ini, saya tetap setia kepada Kristus.

DOA: Saya bersyukur dari lubuk hati saya, ya Allah yang penuh rahmat, bahwa Engkau sudah menebus anak Abraham. Engkau benar kalau membuang saya ke neraka karena dosa saya. Tetapi Engkau menetapkan jalan yang baru, tentang cara saya bisa diselamatkan. Saya percaya kepada penebusan yang Engkau berikan, agar saya tidak harus masuk neraka.

PERTANYAAN: Menurut Al-Quran, siapakah yang menebus anak Abraham? Mengapa ia perlu ditebus? Siapa yang menebus anda dari hukuman neraka?

UNTUK DIHAFALKAN: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
(Yohanes 3:16 – Perkataan Kristus di dalam Injil)

2 komentar:

  1. KABAR BAIK ATAU KABAR BURUK?


    Copy dari komentar Aini Muslih di blog Perempatan Agama "Muhammad PENIPU, Siapa bisa bantah?


    Menurut saudara apakah mungkin kitab suci mengandung kesalahan? Dan mungkinkah ayat yang satu bertentangan/kontradiktif dengan ayat yang lain?
    Jawabannya: Seharusnya tidak mungkin terjadi, karena itu adalah kitab suci/Firman Tuhan. Tuhan tidak mungkin salah. Bila ada yang mengatakan bahwa Tuhan tidak salah, tapi yang mencatatnya yang salah. Jika demikian berarti kita tidak yakin dengan Kitab tersebut, berarti sudah banyak mengandung kesalahan yang dilakukan oleh tangan-tangan manusia. Kebenarannya sudah meragukan.
    Bagaimana keadaannya dengan Kitab Injil - Bibel. Saudara akan banyak menemukan kesalahannya sbb:
    AYAT-AYAT KONTRADIKTIF

    Kontradiksi Dalam Kitab Perjanjian Lama

    1. Siapakah anak Daud yang kedua?
    a. Kileab (II Samuel 3: 2-3)
    b. Daniel (I Tawarikh 3:1)

    2. Di Yerusalem, Daud mengambil beberapa gundik atau tidak?
    a. Ya! Daud mengambil beberapa gundik dan istrei (11 Samuel 5: 13-16)
    b. Tidak! Daud hanya mengambil beberapa isteri saja (I Tawarikh 14: 3-7)

    3. Berapa anak-anak Daud dari gundik di Yerusalem?
    a. 11 orang (Samuel 5: 13-16)
    b. 13 orang (I Tawarikh 14 3-7)

    4. Di Kota mana Daud mengambil tembaga?
    a. Betah dan Berotai (II Samuel 8:8)
    b. Tibhat dan dari Kun (I Tawarikh 18:8)

    5. Siapa anak Tou yang diutus untuk mengucapkan selamat kepada Daud?
    a. Yoram (II Samuel 8:10).
    b. Hadoram (1 Tawarikh 18: 9-10)

    6. Dari orang-orang bangsa mana saja Daud mengambil perak dan emas untuk Tuhan?
    a. Aram (II Samuel 8:11-12)
    b. Edom (I Tawarikh 18:14-16)

    7. Siapakah panitera (sekretaris) Daud?
    a. Seraya (II Samuel 8:15-17)
    b. Sausa (I Tawarikh 18:14-16)

    8. Berapakah tentara berkuda tawanan Daud?
    a. 1.700 orang (II Samuel 8:4)
    b. 7.000 orang (I Tawarikh 18:4)

    9. Berapa ekor kuda kereta yang dibunuh Daud ?
    a. 700 ekor (II Samuel 10:18)
    b. 7.000 ekor (I Tawarikh 19:18)

    10. Yang dibunuh Daud, pasukan berkuda atau pasukan jalan kaki?
    a. 40.000 pasukan berkuda (II Samuel 10:8)
    b. 40.000 pasukan berjalan kaki (I Tawarikh 19:18)

    11. Siapakah panglima musuh yang tewas di tangan Daud?
    a. Sobakh (II Samuel 10:18)
    b. Sofakh (I Tawarikh 19:18)

    12. Daud memerangi Israel atas hasutan Tuhan atau atas bujukan iblis?
    a. Tuhan murka lalu menghasut Daud (II Samuel 24:1)
    b. Setan bangkit lalu membujuk Daud (I Tawarikh 21:1)

    13. Siapakah kepala Triwira pengiring Yahudi?
    a. Isyabaal, orang Hakhmoni (II Samuel 23: 8)
    b. Yasobam bin Hakhmoni (I Tawarikh 11:11).

    14. Kepala Triwira Daud membunuh berapa orang?
    a. 800 orang (II Samuel 23:8)
    b. 300 orang (I Tawarikh 11:11)

    15. Berapakah jumlah angkatan perang Daud dari orang Israel?
    a. 800 orang (II Samuel 24: 9)
    b. 1.100.000 orang (I Tawarikh 21:5)


    16. Berapakah angkatan perang Daud dari orang Yehuda?
    a. 500.000 orang (11 Samuel 24:9)
    b. 470.000 orang (I Tawarikh 21:5)

    BalasHapus
  2. 17. Berapakah banyakkah kandang kuda milik Salomo (Sulaiman)?
    a. 40.000 kandang (I Raja-Raja 4:26)
    b. 4.000 kandang (II Tawarikh 2:2)

    18. Berapakah jumlah mandor pengawas kerajaan Salomo (Sulaiman)?
    a. 3.300 mandor (1 Raja-Raja 5:16)
    b. 3.600 mandor (II Tawarikh 2:2)

    19. Berapa bat air di Bait Suci buatan Salomo (Sulaiman)?
    a. 2.000 bat air (I Raja-Raja 7:26)
    b. 3.000 bat air (II Tawarikh 4:5)

    20. Berapakah jumlah seluruh keturunan Yakub?
    a. 66 jiwa (Kejadian 46:26)
    b. 70 jiwa (Keluaran 1:5)

    21. Yang diharamkan, kelinci ataukah kelinci hutan?
    a. Kelinci (Imamat 11:6)
    b. Kelinci hutan (Ulangan 14:6)

    22. Yang haramkan, babi ataukah babi hutan?
    a. Babi hutan (Ulangan 14:8, dan Imamat 11:7)
    b. Babi (Yesaya 66:17)

    23. Berapa lama Yoyakhim menjadi raja di Yerusalem?
    a. 3 bulan (II Raja-Raja 24:8)
    b. 3 bulan 10 hari (II Tawarikh 36:9)

    24. Berapa banyakkah jumlah yang kembali ke Yerusalem dan Yehuda dari pembuangan Nebukadnezar?
    a. 2.812 orang (Ezra 2:6)
    b. 2.818 orang (Nehemia 7:11)

    25. Berapa orangkah anak-anak Benyamin?
    a. 10 orang (Kejadian 46:21)
    b. 5 orang (Bilangan 26:38-39)
    c. 3 orang (I Tawarikh 7:6)
    d. 5 orang (1 Tawarikh 8:1-5)

    Komentar atas silsilah anak Benyamin ini tidak satu pn yang sama baik nama maupun jumlahnya.

    26. Berapa cucu Benyamin (anak-anak Bela)?
    a. 5 orang (I Tawarikh 7:7)
    b. 9 orang (I Tawarikh 8:3-5)
    c. 2 orang (Bilangan 26:40)

    Buka dan bacalah ayat yang dimaksud. Terlihat jelas bahwa semua nama dan jumlah cucu Benyamin tidak ada yang sama.

    Selanjutnya silahkan anda disini menyebutkan ayat2 Al Quran yang kontradiksi ayat yang satu dengan yang lainnya..(asal jangan karangan sendiri aja ya..)
    Selanjutnya Ayat-Ayat Yang Irasional Dan Melawan Logika, apakah pantas disebut Kitab Suci:

    1. Anak lebih tua 2 tahun daripada ayahnya (II Tawarikh 21:5,20,) Yoram berusia 32 tahun jadi raja dan memerintah Yerusalem selama 8 tahun lalu meninggal (pada usia 40 tahun). (II Tawarikh 22: 1-2), Setelah Yoram meninggal, dia digantikan Ahazia, anaknya pada usia 42 tahun. Jadi, Ahazia lebih tua 2 tahun daripada ayahnya.

    2. Usia 11 tahun sudah punya anak
    Ahas berumur 20 tahun ketika naik dan memerintah kerajaan selama 16 tahun (II Raja-raja 16:2). Sepeninggal Ahas, tahta kerajaan diganti oleh Hizkia, anaknya (II Rajaraja 16: 20). Hizkia berusia 25 tahun waktu naik tahta menjadi raja (II Raja-raja 18: 2).
    Jadi, dalam usia 11 tahun Ahaz sudah punya anak!

    3. Tuhan salah perhitungan
    (Kejadian 46: 8-1 5), disebutkan daftar nama-nama bani Israel yang datang ke Mesir berjumlah 34 nama. Padahal pada ayat 15 disebutkan “Jadi seluruhnya, laki-laki dan perempuan, berjumlah 33 jiwa." Apakah Tuhan tidak pandai berhitung?
    Dengan banyaknya kesalahan/kontradiksi tsb, maka tidak tertutup kemungkinan banyak juga ayat-ayat lain yang sdh tdk orisinil. Termasuk ajarannya banyak yang diselewengkan.

    Coba anda jelaskan maksud ayat diatas dg akal sehatmu yang telah dianugerahkan Tuhan, untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Untuk dapat membedakan mana Firman Tuhan Yang Suci, dan mana karangan manusia yang amburadul.

    BalasHapus